Kamis, 03 Januari 2013

Makassar mengikuti Jakarta



Setelah diguyur hujan sejak pagi tadi, Kota Makassar kini terkepung oleh banjir. Hampir semua kota tergenang banjir. Rumah-rumah warga tergenang banjir setinggi 50 sentimeter.
Hujan deras membuat debit air meninggi dan meluap menggenangi ruas-ruas jalan utama di Makassar. Naiknya debit air terlihat dari dua kanal yang terletak di tengah Kota Makassar, yakni di Jalan Sungai Saddang Baru. Air di dua kanal itu sudah meluap dan memasuki rumah-rumah warga di Kelurahan Barabaraya.
puluhan kelurahan di Kota Makassar sudah terendam banjir. Ratusan rumah warga yang tergenang banjir mulai dari ketinggian 50 sentimeter hingga 1 meter.
Meski rumahnya digenangi banjir, warga masih bertahan di rumah dan enggan mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
jalan utama yang teredam banjir, yakni Jalan Sungai Saddang Baru, Jalan Pelita Raya, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan AP Pettarani, Jalan Boulevard, Jalan Abd Daeng Sirua, Jalan Toddopuli, Jalan Tidung, Jalan Tamalate, Jalan Rappocini, Jalan Landak Baru, dan beberapa kawasan lain di Kota Makassar.

Banjir yang melanda Kota Makassar ini diduga disebabkan drainase yang tidak memadai. Baru seharian diguyur hujan, sebagian basar Kota Makassar sudah terendam banjir.
Selain drainase, minimnya ruang terbuka hijau atau ruang resapan air juga menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Makassar. Lapangan Karebosi yang konon dijadikan ruang resapan air kini telah menjadi mal di bawah tanah.
Sejumlah pemukiman di Kota Makassar hingga Jumat (4/1/2012) pagi ini masih dilanda banjir. Bahkan kini wilayah Kota Makassar yang terkena banjir kian meluas.

Di Kecamatan Biringkanaya di antaranya yang dilanda banjir adalah pemukiman warga di Kelurahan Paccerakkang. Termasuk sebagian Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC dan Blok AD.

Di Kecamatan Tamalanrea yang terkena banjir di antaranya sebagian BTP, Bung Permai dan BTN Antara. Sedangkan di Kecamatan Panakkukang di antaranya Kompleks Maizonette, Pasar Toddopuli, Asrama Polisi Tello, dan sebagian Kelurahan Sukaria, dan Kelurahan Paropo.

"Kalau di Kompleks Maizonette, banjir sejak Rabu (2/1) lalu. Hingga pagi ini  keadaan makin parah," ujar Akmal, penghuni Asrama Mahasiswa Kolaka, Jumat (4/1/2012).

Padahal di Kompleks Maizonette, sebagian besar rumah tergolong mewah. Sebagian juga rumah kontrakan yang disewa beberapa organisasi daerah dan organisasi nonpemerintah. Di antaranya Sekretariat Ikatan Mahasiswa Pelajar dan Pemua Kolaka, dan Kantor FIK Ornop Sulsel.

Di Kompleks Maizonette ini juga terdapat Sekretariat Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulsel, Sekretariat PJI Sulsel, Sekretariat Lembaga Peduli Anak Sulsel, Sekretariat AJI Kota Makassar, dan Kantor YLBH Makassar.  Umumnya kemasukan air hingga betis orang dewasa.

Di antara rumah yg tergenang, terdapat rumah Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, Ronald Ngantung, di Jalan Melati Raya.

Padahal di kompleks ini juga terletak tidak jauh dari kanal. Ternyata, kanal yg bertujuan mengatasi banjir, tidak mampu menampung air yang masuk dari kompleks Maizonette dan sebagian wilayah Kelurahan Paropo.

Fungsi kanal kini dipertanyakan oleh penghuni di kawasan tersebut. Perencanaan pemerintah kota dalam mengantisipasi banjir juga dikeluhkan warga. Buktinya, hujan tiga hari sudah menyebabkan sebagian besar kota terendam air.

Wilayah lain yang kebanjiran parah di antaranya Kompleks Swadaya di Kecamatan Panakkukang, Romang Tangaya dan warga BTN Antang di Kecamatan Manggala.

Di Kecamatan Rappocini yang terkena banjir di antaranya perumahan Faisal, RSI Faisal dan sekitarnya, dan BTN Minasaupa. Sedangkan Kecamatan Wajo yang merupakan pusat bisnis Kota Makassar pun tak luput dari banjir.

Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah tersebut sudah rutin setiap musim hujan. Beberapa tahun terakhir, sebagaimana diakui warga, justru dampak banjir di wilayah mereka makin parah.

sumber: kompas.com
             makassar.tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar