Setelah diguyur hujan sejak pagi tadi, Kota Makassar kini terkepung
oleh banjir. Hampir semua kota tergenang banjir. Rumah-rumah warga
tergenang banjir setinggi 50 sentimeter.
Hujan deras membuat debit air
meninggi dan meluap menggenangi ruas-ruas jalan utama di Makassar.
Naiknya debit air terlihat dari dua kanal yang terletak di tengah Kota
Makassar, yakni di Jalan Sungai Saddang Baru. Air di dua kanal itu sudah
meluap dan memasuki rumah-rumah warga di Kelurahan Barabaraya.
puluhan kelurahan di Kota Makassar sudah terendam banjir. Ratusan rumah
warga yang tergenang banjir mulai dari ketinggian 50 sentimeter hingga 1
meter.
Meski rumahnya digenangi banjir, warga masih bertahan di
rumah dan enggan mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
jalan utama yang teredam banjir, yakni Jalan Sungai Saddang Baru, Jalan
Pelita Raya, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan AP Pettarani, Jalan Boulevard,
Jalan Abd Daeng Sirua, Jalan Toddopuli, Jalan Tidung, Jalan Tamalate,
Jalan Rappocini, Jalan Landak Baru, dan beberapa kawasan lain di Kota
Makassar.
Banjir yang melanda Kota Makassar ini diduga disebabkan
drainase yang tidak memadai. Baru seharian diguyur hujan, sebagian basar
Kota Makassar sudah terendam banjir.
Selain drainase, minimnya
ruang terbuka hijau atau ruang resapan air juga menjadi salah satu
penyebab banjir di Kota Makassar. Lapangan Karebosi yang konon dijadikan
ruang resapan air kini telah menjadi mal di bawah tanah.
Sejumlah pemukiman di Kota Makassar hingga Jumat (4/1/2012) pagi ini
masih dilanda banjir. Bahkan kini wilayah Kota Makassar yang terkena
banjir kian meluas.
Di Kecamatan Biringkanaya di antaranya yang dilanda banjir adalah
pemukiman warga di Kelurahan Paccerakkang. Termasuk sebagian Kompleks
Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC dan Blok AD.
Di Kecamatan Tamalanrea yang terkena banjir di antaranya sebagian BTP,
Bung Permai dan BTN Antara. Sedangkan di Kecamatan Panakkukang di
antaranya Kompleks Maizonette, Pasar Toddopuli, Asrama Polisi Tello, dan
sebagian Kelurahan Sukaria, dan Kelurahan Paropo.
"Kalau di Kompleks Maizonette, banjir sejak Rabu (2/1) lalu. Hingga pagi
ini keadaan makin parah," ujar Akmal, penghuni Asrama Mahasiswa
Kolaka, Jumat (4/1/2012).
Padahal di Kompleks Maizonette, sebagian besar rumah tergolong mewah.
Sebagian juga rumah kontrakan yang disewa beberapa organisasi daerah dan
organisasi nonpemerintah. Di antaranya Sekretariat Ikatan Mahasiswa
Pelajar dan Pemua Kolaka, dan Kantor FIK Ornop Sulsel.
Di Kompleks Maizonette ini juga terdapat Sekretariat Aliansi Masyarakat
Adat Nusantara (AMAN) Sulsel, Sekretariat PJI Sulsel, Sekretariat
Lembaga Peduli Anak Sulsel, Sekretariat AJI Kota Makassar, dan Kantor
YLBH Makassar. Umumnya kemasukan air hingga betis orang dewasa.
Di antara rumah yg tergenang, terdapat rumah Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, Ronald Ngantung, di Jalan Melati Raya.
Padahal di kompleks ini juga terletak tidak jauh dari kanal. Ternyata,
kanal yg bertujuan mengatasi banjir, tidak mampu menampung air yang
masuk dari kompleks Maizonette dan sebagian wilayah Kelurahan Paropo.
Fungsi kanal kini dipertanyakan oleh penghuni di kawasan tersebut.
Perencanaan pemerintah kota dalam mengantisipasi banjir juga dikeluhkan
warga. Buktinya, hujan tiga hari sudah menyebabkan sebagian besar kota
terendam air.
Wilayah lain yang kebanjiran parah di antaranya Kompleks Swadaya di
Kecamatan Panakkukang, Romang Tangaya dan warga BTN Antang di Kecamatan
Manggala.
Di Kecamatan Rappocini yang terkena banjir di antaranya perumahan
Faisal, RSI Faisal dan sekitarnya, dan BTN Minasaupa. Sedangkan
Kecamatan Wajo yang merupakan pusat bisnis Kota Makassar pun tak luput
dari banjir.
Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah tersebut sudah rutin setiap
musim hujan. Beberapa tahun terakhir, sebagaimana diakui warga, justru
dampak banjir di wilayah mereka makin parah.
sumber:
kompas.com
makassar.tribunnews.com